Senin, 21 Oktober 2024
ABC World

Ada Apa Antara Swedia dan Irak, dan Mengapa Al-Quran Dibakar dan Dinodai?

Sudah sepekan hubungan Irak dan Swedia memanas, diwarnai dengan unjuk rasa yang menyerang kantor kedutaan. Sementara pemimpin Iran…

zoom-inlihat foto Ada Apa Antara Swedia dan Irak, dan Mengapa Al-Quran Dibakar dan Dinodai?
ABC Radio Australia
Demonstran Irak memegang Alquran selama protes di dekat Zona Hijau Baghdad pada hari Sabtu (22/07). (Reuters: Khalid Al-Mousily)

Mereka juga menghancurkan selembar kertas dengan bergambar bendera Irak, serta foto Sadr dan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Sekitar 50 orang, termasuk jurnalis dan segelintir pengunjuk rasa yang meneriakkan slogan-slogan agama, menyaksikan demonstrasi dari balik barikade polisi.

Tapi, sebelum protes selesai, pemerintah Irak mengusir duta besar Swedia dan menarik 'chargé d'affaires' dari Stockholm, serta mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik jika Al-Quran dibakar.

Setelah protes, muncul laporan jika izin operasi perusahaan telekomunikasi Swedia, Ericsson, di Irak telah ditangguhkan, dan pemerintah Irak akan memutuskan hubungan dengan semua perusahaan Swedia.

Namun pada hari Jumat, seorang penasihat Perdana Menteri Irak Mohammed Shia' Al Sudani membantah laporan tersebut, dengan mengatakan "semua perjanjian kontraktual yang dibuat oleh pemerintah Irak akan dihormati".

Al Sudani juga bertemu dengan pejabat keamanan setelah serangan di kedutaan Swedia dan mengatakan insiden tersebut akan diselidiki.

Pemerintah Irak berusaha meyakinkan kembali keamanan misi diplomatik, dengan mengatakan tidak akan membiarkan serangan semacam itu terjadi lagi.

Menteri Luar Negeri Swedia, Tobias Billström, menyebut penyerbuan kedutaan "sama sekali tidak dapat diterima". Dia menambahkan pemerintah Swedia menolak keras penodaan Alquran atau kitab suci lainnya.

Bagaimana Denmark terlibat?

Pada hari Jumat, seorang pria Denmark membakar sebuah buku yang diklaim sebagai Al-Quran di alun-alun di seberang kedutaan Irak di Kopenhagen.

Acara tersebut disiarkan langsung di Facebook oleh grup yang menamakan dirinya Patriot Denmark.

Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, mengutuk protes itu sebagai tindakan "kebodohan" oleh beberapa individu.

Ia mengatakan kepada di media nasional DR jika menghina agama orang lain adalah "tindakan tercela" yang tidak memiliki tujuan selain untuk "memprovokasi dan menciptakan perpecahan".

Namun, ia juga mencatat bahwa, seperti yang terjadi di Swedia, membakar buku-buku agama bukanlah kejahatan di Denmark.

Kementerian luar negeri Iran mengatakan telah memanggil duta besar Denmark pada hari Jumat untuk memprotes insiden tersebut.

Bisakah pemerintah Swedia turun tangan?

Halaman
1234
BERITA REKOMENDASI
  • AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
    About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan