Tribunners / Citizen Journalism
Sejarah Tanaman Ganja: Dari Penggunaan Kuno hingga Era Modern
Tanaman ganja (Cannabis sativa) telah dikenal dan digunakan oleh manusia selama ribuan tahun, baik sebagai bahan obat, tekstil, maupun bahan spiritual
Editor:
Miftachul Jannah
Tanaman ganja (Cannabis sativa) telah dikenal dan digunakan oleh manusia selama ribuan tahun, baik sebagai bahan obat, tekstil, maupun bahan spiritual dalam berbagai kebudayaan. Jejak pertama ganja dalam sejarah tertulis ditemukan di lempengan tanah liat bangsa Sumeria sekitar 3000 SM, di mana tanaman ini disebut dengan nama yang merujuk pada sifat-sifatnya, seperti "A-Zal-La" (tanaman yang memintal) dan "Gan-Zi" (pencuri jiwa yang terpintal). Sejak itu, ganja menjadi salah satu komoditas penting yang digunakan di banyak peradaban.
Dalam Kitab Perjanjian Lama, terdapat referensi yang diyakini berkaitan dengan ganja. Di Kitab Keluaran 30:23, Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat minyak suci dengan bahan “Qaneh-bosm,” yang oleh beberapa ahli dianggap sebagai tanaman ganja. Penggunaan ganja terus berkembang di wilayah Timur Tengah dan Asia, dengan bangsa Scythian dan Thracians mengadopsi istilah "Qaneh-bosm" menjadi "Kannabis," yang kemudian menyebar ke berbagai bahasa, termasuk Latin dan Yunani.
Di India, ganja dikenal dengan nama "Bhang" dan telah lama digunakan dalam ritual keagamaan serta pengobatan tradisional. Dari India, istilah dan penggunaan ganja menyebar ke Asia Tenggara dan ke Karibia melalui perdagangan dan kolonialisme. Selama berabad-abad, ganja juga menjadi bahan utama dalam produksi tekstil, tali, dan kertas di Eropa, hingga akhirnya peranannya menurun ketika muncul hukum yang melarang penggunaannya pada abad ke-20.
Namun, pada era modern, tanaman ganja mulai mendapatkan perhatian baru, terutama sebagai obat medis. Banyak negara seperti Kanada, Amerika Serikat, dan Uruguay telah melegalkan penggunaannya baik untuk kebutuhan medis maupun rekreasi. Ganja kini dianggap memiliki potensi besar dalam pengobatan berbagai penyakit kronis, sekaligus menjadi bagian dari perdebatan sosial dan politik di seluruh dunia.
Dari penggunaannya di masa kuno hingga revolusi modern dalam legalitas ganja, tanaman ini tetap menjadi bagian integral dari kehidupan manusia, terus beradaptasi dengan kebutuhan dan perubahan zaman.
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com